Palembang:
Yahuza dan Trianingsih menambah koleksi emas di cabang atletik Rabu (16/11). Total, 13 medali emas disumbangkan atlet merah putih di cabang atletik ini. Jumlah ini selisih 1 medali disbanding perolehan emas Thailand.
Trianingsih mencapai finish di lintasan Jl Gubernur A Bastari, Jakabaring, dengan catatan waktu yang 2 jam 45 menit 36 detik, dia mengungguli pelari Myanmar Ni Lar San dengan catatan waktu 2 jam 46 menit 37 detik dan pelari Vietnam Thi Binh Pham dengan catatan waktu 2 jam 48 menit 43 detik.

Dengan demikian, Trianingsih mempersembahkan tiga emas, hattrick. Di nomor 1000 meter, 5.000 meter, dan marathon.
Sebelumnya, Franklin Ramses Burumi dan Serafi Anelies Unani juga mengawinkan emas di nomor jarak paling bergengsi, yaitu nomor 100 meter putra dan putri.
Hatrick
Hatrick

Adik mantan pelari nasional Ruwiyati tersebut memang turun pada tiga nomor, yaitu lari 5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton (42,195 kilometer).
Catatan waktu terbaik Trianingsih di nomor maraton adalah dua jam 31 menit yang dicapai saat menempati peringkat empat pada Asian Games XVI di Guangzhou, China, 2010, sedangkan peraih medali emas SEA Games 2009 dari Filipina memiliki catatan waktu dua jam 47 menit. Lalu Sea Games XXVI di Palembang dia gagal memperbaiki catatan waktunya, yakni 2 jam 45 menit 36 detik.
Kemudian catatan waktu pada nomor lari 5.000 meter saat meraih medali emas SEA Games 2009 Laos adalah 15 menit 56,79 detik. Di Sea Games XXVI turun 16.06 37 detik. Sedangkan di nomor lari 10.000 meter adalah 32 menit 49,47 detik, lalu di Palembang juga mengalami penurunan, 34 menit 34 detik.
Atlet asal Salatiga yang kini sudah menjadi PNS di Kemenpora ini bisa bernapas lega. Targetnya menciptakan hatrick bisa terelasiasi. Usai mencapai finis, Trianigsih sempat nyaris pingsan. Beberapa menit dia tampak tergolek di tandu yang memang disiapkan panitia.N
Untuk Nabung
Yahuza, pelari kelahiran Bangka, sangat sumringah usai mencapai finish. Suami Rista ini mengaku akan menggunakan bonus yang bakal didapatnya untuk biaya pendidikan anak semata wayangnya. “Wah mas, untuk biaya pendidikan saja,” ujar atlet kelahiran 12 September 1981 ini.

Yahuza, putra pasangan Ujang dan Romlah asal Bangka Belitung ini, bagi Sumsel pernah mempersembahkan emas di nomor marathon saat PON 2004. Di Sea Games 2011, Yakuza yang menyumbangkan emas pada Sea Games XXIV Thailand hanya turun di nomor Marathon.
Kepada para atlet pembela merah putih yang menyumbangkan emas, pemerintah memang menjanjikan akan memberikan bonus Rp 200 juta. Dengan demikian Yahuza akan mengantongi bonus Rp 200 juta, sementara Trianingsih sedikitnya akan menerima Rp 600 juta.(sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar dan tanggapan Anda, terima kasih