Palembang:
Usai Sea Games, Eko Yuli Irawan mengatakan akan terus berlatih di Jakarta meningkatkan kemampuan. Atlet Kaltim ini berharap perhatian pemerintah terus ditingkatkan, ia berharap konsumsi dan peralatan ditingkatkan.
"Itu yang kami harapkan, konsumsi bagaimana gizi dan nutrisi serta peralatan lebih mencukupi ke depannya," harap atlet yang sebelumnya mengaku sebagai pengangon kambing ini.
Kini Eko bertekad mengukirkan namanya di kancah Olimpiade 2012 mendatang, sebab pada Olimpiade Beijing 2008 lalu, dia meraih perunggu. “Ke depan saya target emas di Olimpiade dan bangga bisa kibarkan bendera di Olimpiade,” ungkap pemegang medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, kelas 56 Kg, dengan total angkatan 288 Kg.Untuk itu, menurutnya, faktor konsumsi dan peralatan tentu menjadi sangat menentukan.
Pada awalnya, putra pasangan Saman dan Wastiah ini mengaku terjun ke dunia angkat besi terjadi secara tak sengaja. Saat itu, kerjaannya hanya mengangon kambing, alias gembala. Dia diajak oleh salah seorang temannya untuk bermain ke salah satu tempat latihan angkat besi di daerah Metro, Lampung.
Pada hari pertama, Eko sempat diusir oleh seniornya. "Saya diusir, karena mungkin mereka terganggu pas latihan ada anak kecil. Kalau mau menonton di luar" kenangnya. Saat berkenalan dengan dunia angkat besi.
Pada hari pertama, Eko sempat diusir oleh seniornya. "Saya diusir, karena mungkin mereka terganggu pas latihan ada anak kecil. Kalau mau menonton di luar" kenangnya. Saat berkenalan dengan dunia angkat besi.
Pada hari kedua, Eko datang kembali ketempat tersebut dengan mengenakan setelan celana pendek dan sepatu kets. "Saat itu niatnya ingin nonton, eh malah diajak latihan. Akhirnya dicobalah," kata peraih Medali perak kejuaraan Asia di Kanazawa, Jepang, di kelas 62 Kg ini.
Mulai saat itu, Eko mulai menyukai olahraga angkat besi. Setelah terus-menerus latihan rutin, akhirnya Eko mendapatkan penghasilan pertamanya. "Akhirnya saya dibayar. Rp 5000 setiap seminggunya. Itu pertama kalinya saya mendapat uang. Lumayanlah bisa membantu orangtua," ujarnya bangga.
Lima bulan kemudian, Eko merasa jenuh. Tempat latihan pun tak pernah dikunjunginya lagi. Namun kondisi tersebut tak berlangsung lama. Yon Hariono, pelatih Eko, datang ke rumahnya. "Ia datang ke rumah, menanyakan saya mengapa saya berhenti. Padahal saya dianggap mempunyai potensi," ungkap peraih emas PON XVII 2008 di Kaltim ini.
Prestasi Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi ini ajang Sea Games kali ini begitu fenomenal. Lifter kelahiran Lampung, Indonesia, 24 Juli 1989 ini memecahkan rekor atas dirinya sendiri di SEA Games 2011 Palembang. Tidak tanggung-tanggung si "Hercules", demikian kalangan media menyebutnya, memecahkan tiga kategori rekor.
Pada Sea Games di Palembang, tim merah putih hingga kemarin berhasil mengoleksi 3 emas 6 perak dan 1 perunggu. Ketiga emas tersebut, selain dipersembahkan Eko juga disumbangkan Triyatno (69 kg), dan Sandow Waldemar (77 kg).
Bagi Eko sendiri, emas ini merupakan yang ketiga. Sebelumnya dia dapat emas di Thailand 2007 dan Laos 2009.
Adapun tiga rekor yang dipecahkan yakni, pertama pada snatch. Lifter yang pada kejuaraan angkat besi dunia yunior di Praha, Republik Ceko tahun 2007 meraih emas dan mendapatkan penghargaan sebagai the best lifter itu sanggup mengangkat beban seberat 136 kilogram. Catatan itu memecahkan rekor lama atas namanya sendiri pada SEA Games XXV Laos silam.
Waktu itu dia mencatat angkatan 135 kilogram. Sedang pada angkatan clean and jerk, dia lagi-lagi memecahkan rekor atas namaya sendiri dengan angkatan 161 kilogram, dimana rekor sebelumnya 160 kilogram.
Dengan hasil itu, total Eko Yuli memecahkan rekor SEA Games pada total angkatan dengan 302 kilogram. Rekor sebelumnya adalah 300 kilogram. Eko Yuli mengaku puas dengan hasil yang dicatatnya ini. (sir)
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar dan tanggapan Anda, terima kasih