Palembang:
Diberhentikan sepihak memalui short message service (sms), ratusan volunteer yang diperbantukan dalam pelaksanaan Sea Games XXVI di Palembang melakukan aksi demo ke secretariat Inasoc di Gedung Bank Sumsel Babel, Sabtu pagi.
Mereka menuntut kejelasan karena hingga hari ini status mereka tidak jelas. Diinformasikan melalui sms bahwa mereka terhitung hari ini tidak bekerja lagi. “Padahal berdasarkan informasi awal, kami dipekerjakan sejak 9 November hingga 23 November,” teriak Yogi Fitagoras, coordinator aksi.
Namun, ternyata terhitung Jumat (18/11) mereka diberhentikan sepihak. Karenanya mereka menuntut kejelasan, apakah mereka dibayar sampai tanggal 23 November atau sampai hari kemarin.
Hamzah Zain, coordinator lapangan, menambahkan bahwa mereka semuanya berjumlah 1.200 menuntut kejelasan. “Kalaupun mulai hari ini tidak bekerja lagi, tapi dibayar hingga tanggal 23 november tidak menjadi masalah. Tapi kalau ternyata hanya dibayar hingga kemarin,” tentu kami tidak terima.
Menurut Hamzah, para volunteer tersebut ditempatkan dan bertygas membantu panitia di beberapa titik. Baik itu venue, rumah sakit, maupun bandara, dan beberapa tempat lainnya yang melibatkan panitia dan official maupun atlet.
Para volunteer ini terdiri dari berbagai pefesi. Ada mahasiswa, LSM, Ormas, dan pengangguran. Yang memang direkrut untuk bisa membantu penyelenggaraan Sea Games.
Hamzah sendiri adalah seorang guru dan aktivis organisasi pemuda. Dia bersama volunteer lainnya tidak terima perlakuan yang diterimanya.
“Masak, kami diberhentikan via SMS,” katanya sembari menunjukkan sms yang diterimanya. SMS tersebut dari Komandan Peleton, Siraid. Isinya, “Diinformasikan kepada seluruh teman-teman volunteer bahwa terhitung hari ini kita tidak bekerja lagi karena banyak cabang olahraga sudah tidak ada pertandingan lagi. Dimohon untuk berkumpul besok pagi,” demikian isi SMS yahng diterimanya Jumat sekitar pukul 16.00 WIB.
Fikri, seorang mahasiswa yang juga menjadi volunteer mengaku, memang dari awal mereka diinformasikan bekerja mulai tanggal 9 November hingga 23 November 2011. “Kami dibayar Rp 200.000/hari,” ujar Fikri yang ditempatkan di RS Charitas bersama Sembilan temananya.
Dengan pemberhentian sepihak tersebut, Fikri mengaku tidak terima. Apalagi, tentu itu berhubungan dengan hak-hak yang akan mereka terima.
Hingga pukul 10.15 WIB, tak satupun pihak Inasoc menemui pendemo. Menurut informasi, tak ada satupun pihak Inasoc di lantai VII Gedung Bank Sumsel Babel tersebut. Sementara para pendemo memilih akan bertahan sampai ada kejelasan status mereka. (sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar dan tanggapan Anda, terima kasih